Kesiapan

Telah kutaja beberapa tahun kepemimpinan DKM, walau belum satu periode.

Hari ini ada kecewa, takjub namun kurela hal ini terjadi (الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن) sepele sebenarnya namun kutemui ikhlas itu seperti tenggeran tinggi yang memiliki rasa tinggi hati.

Kupikir teman sudah menjadi bagian keluarga, namun kusalah. Saat kurasa teman berubah menjadi ulah. Kusalah karena ia berubah karena ada rujukkan, bukan perubahan semata.

Entah, apakah yang mestinya mereka lakukan. Namun aku puas sudah berbuat, kini kupasrah. Agar risalah menjadi hidayah. 

Aku berharap pada Allah ﷻ jauhi aku dari kefakiran, karena nyata dihadapanku terjadi pengeroyokkan ketidak percayaan hanya karena kelupaan.

Kayakan aku melebihi mereka, namun hidupkan ruhku dalam hidayah-Mu ya rabb.

آمِيـْـــــــــن، يَا رَبَّاْلعَالَمِين 

Kepemimpinan desakkan atau turun[k]an

Sejauh hati ini menimbang rasa & segala mengerti akan hadirnya kepemimpinan diri. Rasanya masih terbayang saat² itu menjadi orang yang cukup tenar karena adanya jabatan.

Lalu waktu pun bersaksi bisu diantara segala carut marut yang terjadi, mungkin ini adalah bagian dari pengalaman atau memang dilevel ini memang harus terguncang dan bla bla hal lainnya yang kurasa ini bagian dari pembelajaran diri.

Waktu pun bergulir, kutemukan [mereka] aral yang menjadi perintang adalah mereka yang mengangkatku ke permukaan dan sedikit demi sedikit 'menggeser' ku dengan dalih yang sebenarnya tak dicerna terlebih dahulu.

Dan waktu pun berkuak, menampakkan segenap jatuh, namun tidak berasa. Karena telah kutemukan 'karunia' Nya disaat itu. Saat sebelum mereka mulai menggeser dan aku pun terselematkan oleh Nya. 

Mesti [kah]

 Sejenak merenung...

Sedari Agustus 2020 melepas jabatan sebagai kepala sekolah.

Rasanya beban ini berkurang banyak, Alhamdulillah...

Berasa perjuangan, atau pernah memperjuangkan kelompok, institusi atau mungkin malah cuma membela diri sendiri (egios, tak sich). Tapi rasa ringan ini benar adanya...

Serasa barulah setahun berlalu 2020 - 2022, ada kilatan balik kemasa itu dimana adanya kejadian kini yang menjadi sorotan di hati. Mungkinkah itu hanyalah ilusi yang pada dasarnya mengenang nikmat masa 'terlalu' banyak kerjaan itu. Atau cuma sekedar terkenang saat tidak enak melepas penat namun tak dapat tidur karena masalah yang ada belum terpecahkan (di saat, itu).

Kilatan itu ternyata, loyalitas yang berasa terbelikan oleh kepentingan. Kilatan itu ternyata cuma manis bibir saat mencicipi segudang perasaan kemenangan yang merasa diatas kepentingan semua orang, kilatan itu adalah Ego yang saat itu memuncak dan entah menguap dimana.

Semoga kilatan yang datang ini, adalah 'Hikmah' yang terjadi 'lansung' dalam sisi penglihatan, pendengaran dan bahkan dalam asa dan karsa yang menjadi segmentasi dalam perjuangan